Sarang Rajawali....

Saya pergi ke Van Couver di Kanada dan di sana saya menjumpai  sebuah lembaga yang bernama “Save Eagle”. Di Kanada banyak sekali tempat-tempat konservasi untuk burung rajawali. Saya menikmati film-film tentang rajawali yang memang ada di lobby dan bisa dipilih dan diputar sendiri. Saya bisa melihat bagaimana rajawali itu menetas di sarang, mulai bertumbuh, dan ketika 7-8 hari kemudian anak rajawali mulai bisa bergerak lincah. Ketika sudah berumur 5-6 minggu maka mulai tumbuh bulu-bulu kecil yang menutupi badannya.

Ada hal yang menarik dari siklus hidup burung rajawali, ketika anak rajawali mulai tumbuh bulu-bulu kecil menutupi tubuhnya, maka induk rajawali mulai membongkar sarangnya dengan mengurangi bagian-bagian dari sarangnya. Kalau jenis rajawali yang membuat sarang di tempat terbuka di tebing batu yang tidak ada atapnya, maka yang dibongkar adalah landasannya. Kalau ia jenis rajawali yang bersarang di pohon dengan ranting-ranting pohon, maka ia kurangi ranting-rantingnya. Kalau ia jenis rajawali yang membuat sarangnya dengan sedikit atap yang menyerupai kubah, maka ia membongkar atapnya.

Si induk rajawali sengaja membongkar sarangnya untuk mengurangi kenyamanan anaknya. Dan ini membuat anaknya ketakutan dan kedinginan. Anak-anak rajawali ini menjadi terbuka dan mudah dimangsa oleh hewan lainnya. Pada malam hari mereka juga akan mengalami kedinginan karena sarang mereka yang hangat sudah dibongkar. Saya bisa membayangkan bagaimana perasaan anak-anak rajawali yang ketakutan dan kedinginan. Lalu mengapa induknya melakukan hal itu?

Bukan karena induknya jahat. Tetapi ini dilakukan induk rajawali, justru demi kebaikan bagi anak-anak rajawali. Ketika anak-anak rajawali mengalami kedinginan, maka bulunya akan tumbuh dengan lebat. Anda bisa membuat sebuah percobaan sederhana untuk membuktikan hal ini. Kalau Anda punya sepuluh anak ayam, lima peliharalah di puncak yang dingin, lima lagi di Jakarta yang panas. Enam bulan kemudian adakan reuni anak-anak ayam itu, maka yang tinggal di tempat dingin, bulunya pasti lebih lebat. Sebab secara alami, ketika mereka tinggal di tempat yang dingin maka tubuh mereka memproduksi hormon yang membuat bulu-bulu mereka tumbuh lebih lebat untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat. Dan induk rajawali ingin agar anak-anak mereka memiliki bulu-bulu yang lebat. Hal itu diperlukan untuk hidupnya di masa mendatang. Penting untuk nantinya bisa terbang dengan kuat.

Dari siklus hidup rajawali ini, kita bisa belajar untuk kehidupan kita. Kadangkala Yang Maha Kuasa mengizinkan kita seperti ketakutan dan kedinginan. Kita menjadi sasaran yang empuk bagi para pemangsa kita. Kita hidup dalam ketakutan. Dan banyak orang kemudian bertanya,”Mengapa ini diizinkan terjadi, mengapa saya mengalami hal ini..”
Saya yakin sekali, bahwa bila semua itu terjadi pada hidup kita, maka pasti ada hal baiknya. Semuanya terjadi bukannya tanpa kontrol Yang Mahakuasa. Dan saya percaya melalui berbagai hal yang kita alami, maka hal-hal yang baik juga akan muncul.

Banyak orang berdoa kepada Tuhan,”Berilah aku kesabaran.” Mereka tidak sadar bahwa mereka sedang meminta masalah. Kesabaran tidak bisa muncul begitu saja. Kita tidak bisa membaca buku tentang kesabaran lalu kita langsung menjadi sabar. Kesabaran perlu dilatih. Ketika seseorang berdoa minta kesabaran, Tuhan mengirimi dia masalah, karena masalah bisa membuat dia sabar. Jadi apapun yang terjadi pada kita pasti mendatangkan kebaikan bagi kita juga. Tuhan ingin kita menjadi orang yang baik, punya karakter yang baik. Menjadi lebih baik perlu adanya perubahan yang kelihatan yang bisa dilihat oleh orang lain.

Seperti perubahan yang terjadi pada anak burung rajawali. Perubahan yang bisa dilihat dari luar, bulunya tumbuh dengan lebat. Tetapi tahukah bahwa perubahan yang bisa dilihat dari luar itu, awalnya terjadi ketika ia kedinginan dan terjadi perubahan dari dalam tubuh anak rajawali itu. Ketika ia kedinginan, tubuhnya memproduksi banyak hormon yang memacu tumbuhnya bulu lebih banyak dan lebat.

Jadi perubahan yang ada di luar itu sebenarnya dampak dari perubahan yang ada di dalam. Melalui banyak hal, masalah yang terjadi, diizinkan oleh Tuhan, diharapkan nantinya bisa merubah apa yang ada di dalam diri kita: hati kita, attitude kita, motivasi kita, sikap hidup kita. Dan perubahan yang ada di dalam ini, harusnya merubah apa yang ada di luar juga: sikap kita, tindakan kita, perilaku kita.

Kita berbuat baik karena kita mengasihi orang lain, memang karena hati kita sudah menjadi baik. Orang sering tidak menjadi lebih baik, menjadi lebih sabar, bila dalam hidupnya hanya mengalami hal-hal yang baik saja. Melalui banyak hal yang tidak baik yang kita alami, akan membuat kita menjadi baik pada bagian dalamnya dan kemudian terpancar keluar. Itulah yang bisa kita pelajari dari kehidupan rajawali.

Source: Facebook

No comments:

Note: Only a member of this blog may post a comment.

Powered by Blogger.