..Manfaat Kesehatan dari Mimpi
Mimpi yang dialami ketika sedang tidur bisa memiliki banyak makna atau arti. Namun mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur, karena ada manfaat kesehatan yang bisa didapat dari mimpi.
Mimpi bisa jadi adalah simbol ekspresi dari keprihatinan yang dialami seseorang di kehidupan nyata. Dan ini merupakan pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indera lainnya ketika tidur, terutama saat disertai dengan gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).
Peneliti Rosalind Cartwright, PhD, profesor psikologi dari Rush University di Chicago menuturkan mimpi mungkin bisa menjadi sarana dalam hal mengatasi ketegangan dan stres yang dialami dalam kehidupan.
"Mimpi bisa membuat seseorang memiliki terapis internal, karena ada hubungan antara mimpi dengan perasaan yang sama sebelumnya. Sehingga mimpi bisa membantu mengurangi emosi atau stres di pagi harinya," ungkapnya, seperti dikutip dari WebMD, Rabu (12/1/2011).
Pikiran bawah sadar akan bekerja seperti seorang psikoterapis yang bisa menganalisa masalah psikologis, serta mengungkapkan suatu hal atau perasaan yang dipendamnya. Karena itu mimpi bisa menjauhkan seseorang dari penyakit atau gangguan mental yang bisa mengancam stabilitas mental seseorang.
Mimpi yang dialami penting untuk memperkuat memori, menyelesaikan konflik dan Cartwright telah menemukan petunjuk bahwa mimpi bisa membantu dalam hal pengaturan suasana hati (mood).
Dalam studi baru-baru ini yang melibatkan perempuan yang baru bercerai, Cartwright dan rekan menemukan bahwa perempuan yang bermimpi lebih mungkin untuk pulih dari depresi dibandingkan perempuan yang tidak bermimpi atau tidak bisa mengingat mimpinya. Hal ini menunjukkan bahwa bermimpi juga bisa membantu meringankan depresi.
"Ini benar-benar menunjukkan bahwa ada sesuatu yang bekerja secara terus menerus sepanjang malam dan akhirnya bisa menghilangkan depresi yang dialaminya," ungkap Cartwright
Sedangkan menurut National Sleep Foundation, manusia menghabiskan waktu lebih dari dua jam untuk bermimpi setiap malamnya, dan mimpi yang paling jelas terjadi saat seseorang memasuki tidur REM.
Source: detikhealth.com
Mimpi bisa jadi adalah simbol ekspresi dari keprihatinan yang dialami seseorang di kehidupan nyata. Dan ini merupakan pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan atau indera lainnya ketika tidur, terutama saat disertai dengan gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM sleep).
Peneliti Rosalind Cartwright, PhD, profesor psikologi dari Rush University di Chicago menuturkan mimpi mungkin bisa menjadi sarana dalam hal mengatasi ketegangan dan stres yang dialami dalam kehidupan.
"Mimpi bisa membuat seseorang memiliki terapis internal, karena ada hubungan antara mimpi dengan perasaan yang sama sebelumnya. Sehingga mimpi bisa membantu mengurangi emosi atau stres di pagi harinya," ungkapnya, seperti dikutip dari WebMD, Rabu (12/1/2011).
Pikiran bawah sadar akan bekerja seperti seorang psikoterapis yang bisa menganalisa masalah psikologis, serta mengungkapkan suatu hal atau perasaan yang dipendamnya. Karena itu mimpi bisa menjauhkan seseorang dari penyakit atau gangguan mental yang bisa mengancam stabilitas mental seseorang.
Mimpi yang dialami penting untuk memperkuat memori, menyelesaikan konflik dan Cartwright telah menemukan petunjuk bahwa mimpi bisa membantu dalam hal pengaturan suasana hati (mood).
Dalam studi baru-baru ini yang melibatkan perempuan yang baru bercerai, Cartwright dan rekan menemukan bahwa perempuan yang bermimpi lebih mungkin untuk pulih dari depresi dibandingkan perempuan yang tidak bermimpi atau tidak bisa mengingat mimpinya. Hal ini menunjukkan bahwa bermimpi juga bisa membantu meringankan depresi.
"Ini benar-benar menunjukkan bahwa ada sesuatu yang bekerja secara terus menerus sepanjang malam dan akhirnya bisa menghilangkan depresi yang dialaminya," ungkap Cartwright
Sedangkan menurut National Sleep Foundation, manusia menghabiskan waktu lebih dari dua jam untuk bermimpi setiap malamnya, dan mimpi yang paling jelas terjadi saat seseorang memasuki tidur REM.
Source: detikhealth.com
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.