..Hidup dengan mengandalkan Tuhan
Setiap manusia yang terlahir ke dunia, pastilah akan mengalami cobaan hidup, entah dia berasal dari keluarga yang berada atau tidak, tidak ada satu manusiapun yang luput dari masalah kehidupan. Masalah kehidupan tersebut dapat datang kapan saja dan datang di dalam berbagai bentuk, dapat berupa bencana baik bencana alam ataupun bencana di dalam keluarga atau kehidupan sehari-hari, dapat pula berbentuk kesulitan ekonomi dan keuangan, masalah kesehatan, masalah keluarga, masalah mencari nafkah, masalah pekerjaan, masalah usaha, masalah dagang, masalah karir dan masih banyak lagi masalah-masalah lainnya. Di dalam menghadapi masalah kehidupan tersebut, ada manusia yang kuat dalam menghadapinya, ada yang elastis, dan ada juga yang rapuh dan mudah patah semangat, sehingga tercebur ke dalam lubang keterpurukan dan sulit untuk dapat keluar dari lubang keterpurukan tersebut.
Ada berbagai kiat yang pernah dituliskan oleh pakar-pakar filsafat dan psikologi, bahwa untuk menghadapi masalah kehidupan, manusia haruslah berpikiran positif, berusaha mencari jalan keluar dan pantang menyerah. Seperti kisah empat orang kusta yang tertulis di Alkitab, di dalam menghadapi masalah sakit penyakit mereka, mereka tidak duduk berdiam diri dan menyerah. Mereka justru berpikiran positif untuk bertahan hidup dan dengan keberanian serta ide kreatif mereka akhirnya mereka dapat menyelamatkan jiwa mereka. Mereka tidak mengandalkan siapa-siapa di dalam menghadapi masalah kehidupan mereka, tapi mereka menggunakan akal dan pikiran mereka sendiri serta iman untuk menyelamatkan jiwa mereka. Memang ada benarnya apabila manusia mengandalkan dirinya sendiri, mengandalkan akal dan pikirannya sendiri untuk dapat melewati masalah hidupnya. Namun perlu disadari bahwa semua manusia di dunia mempunyai keterbatasan dengan kemampuannya, dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa manusia tidaklah dapat mengandalkan dirinya sendiri.
Banyak manusia yang terlalu percaya diri dengan kemampuannya dan terlalu mengandalkan dirinya sendiri, sehingga dia lupa bahwa sebenarnya seluruh kehidupannya sudah ada yang mengaturnya. Dan ketika semuanya telah berlalu barulah disadarinya bahwa manusia tidak dapat mengandalkan dirinya sendiri, melainkan harus mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya.
Di dalam Yeremia 17 ayat 7 sampai 8, dikatakan bahwa “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Namun perlu dipahami bahwa pengertian mengandalkan Tuhan bukanlah berarti kita hanya berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu dan semua masalah hidup akan terselesaikan. Tentu tidak demikian, kita semua harus bekerja dengan giat, berusaha dengan tekun, tabah di dalam menghadapi masalah hidup yang kita hadapi, berharaplah pada Tuhan dan memohon pertolonganNYA.
Firman Tuhan di dalam Roma 12 ayat 11 – 12 telah mengajarkan kepada kita semua, Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
Dengan mengandalkan Tuhan, bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa, maka masalah hidup akan terpecahkan. Percayalah.
Be blessed!
Ada berbagai kiat yang pernah dituliskan oleh pakar-pakar filsafat dan psikologi, bahwa untuk menghadapi masalah kehidupan, manusia haruslah berpikiran positif, berusaha mencari jalan keluar dan pantang menyerah. Seperti kisah empat orang kusta yang tertulis di Alkitab, di dalam menghadapi masalah sakit penyakit mereka, mereka tidak duduk berdiam diri dan menyerah. Mereka justru berpikiran positif untuk bertahan hidup dan dengan keberanian serta ide kreatif mereka akhirnya mereka dapat menyelamatkan jiwa mereka. Mereka tidak mengandalkan siapa-siapa di dalam menghadapi masalah kehidupan mereka, tapi mereka menggunakan akal dan pikiran mereka sendiri serta iman untuk menyelamatkan jiwa mereka. Memang ada benarnya apabila manusia mengandalkan dirinya sendiri, mengandalkan akal dan pikirannya sendiri untuk dapat melewati masalah hidupnya. Namun perlu disadari bahwa semua manusia di dunia mempunyai keterbatasan dengan kemampuannya, dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa manusia tidaklah dapat mengandalkan dirinya sendiri.
Banyak manusia yang terlalu percaya diri dengan kemampuannya dan terlalu mengandalkan dirinya sendiri, sehingga dia lupa bahwa sebenarnya seluruh kehidupannya sudah ada yang mengaturnya. Dan ketika semuanya telah berlalu barulah disadarinya bahwa manusia tidak dapat mengandalkan dirinya sendiri, melainkan harus mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya.
Di dalam Yeremia 17 ayat 7 sampai 8, dikatakan bahwa “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Namun perlu dipahami bahwa pengertian mengandalkan Tuhan bukanlah berarti kita hanya berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu dan semua masalah hidup akan terselesaikan. Tentu tidak demikian, kita semua harus bekerja dengan giat, berusaha dengan tekun, tabah di dalam menghadapi masalah hidup yang kita hadapi, berharaplah pada Tuhan dan memohon pertolonganNYA.
Firman Tuhan di dalam Roma 12 ayat 11 – 12 telah mengajarkan kepada kita semua, Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.
Dengan mengandalkan Tuhan, bersukacita dalam pengharapan, bersabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa, maka masalah hidup akan terpecahkan. Percayalah.
Be blessed!
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.