A Father's Heart, A Story of Sacrifice and Love
Sebelum anda menyimak sebuah video klip dengan judul “Father
Heart of God” di bawah ini, sebuah ilustrasi yang sungguh-sungguh
menyentuh hati tentang makna sebuah pengorbanan sejati… Jika berkenan
silakan anda menyimak terlebih dahulu tulisan saya ini.
Dibandingkan
dengan perayaan Natal, maka peringatan Hari Jumat Agung dan Paskah
sebenarnya merupakan yang paling penting dalam keimanan Kristen.
Karena pada saat itulah Yesus Kristus (Mesias) melaksanakan misi paling
utamanya di dunia sekitar 2000 tahun lalu; sebagai Anak Domba Allah
yang menebus dosa umat manusia, dengan cara mati di atas kayu salib.
Kematian
Yesus di atas kayu salib inilah yang diperingati sebagai Hari Jumat
Agung, sedangkan
Paskah, adalah perayaan dari Kebangkitan Yesus, pada hari ketiga
setelah kematian-Nya itu. Sebagai bukti Ke-Ilahi-an Yesus Kristus. Maut
tidak berkuasa atas-Nya. Melainkan sebaliknya.
Peristiwa
kematian Yesus sebagai Penebus Dosa umat manusia tidak lepas pula dari
tradisi (agama) Yahudi yang juga meyakini bahwa sejak Adam jatuh ke
dalam dosa, dengan mengabaikan/melawan perintah Tuhan, tetapi tunduk dan
percaya kepada (perkataan) setan, maka sejak itu pula umat manusia
tidak lagi pernah suci.
Di
dalam tradisi Kristen dikenal dengan sebutan “dosa asal.” Dosa asal
bukan berarti dosa itu diwariskan, tetapi adalah dosa yang pertama kali
dilakukan Adam dan Hawa yang melanggar perintah Tuhan Allah, dan lebih
taat kepada setan. Sehingga sifat-sifat buruk yang mendasari dosa
tersebut, seperti dengki, pembohong, serakah, dan lain-lain hawa nafsu
jahat menjadi sifat-sifat dasar setiap manusia hingga kini. Manusia pun
menjadi jauh dari Tuhan.
Untuk menebus dosa tersebut dalam tradisi dan agama Yahudi antara
lain ditebus dengan upacara penebusan berupa korban anak domba yang
terbaik di Bait Allah. Dengan upacara tersebut mereka mengharapkan
dosa-dosa yang telah mereka lakukan karena sifat-sifat buruk/jahat
tersebut bisa diampuni Tuhan, dan mereka pun bisa dekat lagi dan
berbicara dengan Tuhan.
Upaya-upaya
berdasarkan kekuatan sendiri dari manusia yang berdosa itu tidaklah
bisa sempurna. Maka Tuhan Allah yang begitu mencintai umat manusia
mengutus anak-Nya yang tunggal turun ke dunia sebagai manusia yang tak
berdosa untuk dijadikan korban penebusan dosa tersebut. Sebagai
pengganti paling sempurna dan paling akhir dari domba persembahan
tersebut. Oleh karena itu Yesus Kristus juga diberi sebutan “Domba Anak
Allah.”
Sejak
itu maka umat manusia tidak lagi memerlukan persembahan berupa anak
domba yang sesungguhnya seperti yang sampai sekarang masih dilakukan
oleh orang (agama) Yahudi. Karena mereka memang tidak mempercayai Yesus
sebagaimana orang Kristen meyakininya.
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.
Sebab
itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan
oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa…..Jadi sama seperti
oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa,
demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.
(Roma 5:12,19).
Walaupun
tidak dapat disejajarkan dengan kasih Allah kepada umat manusia, namun
sebuah ilustrasi klip video berikut ini: “FATHER HEART OF GOD,” telah
berhasil membuat suatu ilustrasi tentang begitu besar kasih seorang
manusia terhadap sesamanya, sehingga ketika dalam posisi yang sedemikian
terjepit dengan waktu yang hanya sekian detik dia harus memilih sebuah
dilema yang benar-benar sangat sulit diputuskan. Namun pada detik
terakhir dia pun memutuskan melakukan sesuatu yang sungguh-sungguh luar
biasa, yang hanya bisa dilakukan oleh seorang manusia yang berhati
malaikat. Bahkan “berhati seperti Tuhan”!
Dia
adalah seorang laki-laki setengah baya, memiliki seorang bocah
laki-laki yang sangat dicintai. Pekerjaan sehari-harinya adalah seorang
penjaga lintasan kereta api. Di kala senggang dia bia bermain-main
dengan anak laki-lakinya itu (anak tunggal?).
Pada
suatu hari, terjadi kejadian yang sama sekali tidak diduga, yang
sekejap mata mengubah kehidupannya secara sedemikian drastis: dia harus
memilih keselamatan hidup antara anaknya, ataukah sejumlah penumpang
kereta api, yang terdiri dari beraneka macam orang dengan kepribadiannya
masing-masing; ada orang yang kesepian, pemarah, egois, sakit hati,
pecandu narkoba, dan lain-lain.
Pilihan
tersebut tentu sangat sulit. Kita juga sangat sulit membayangkan,
bagaimana jika kita berada pada posisi sang ayah seperti yang
digambarkan dalam klip video ini. Yang menunjukkan kepada kita bagaimana
kisah sejati tentang arti dari sebuah pengorbanan demi keselamatan banyak orang.
Source: http://filsafat.kompasiana.com/2011/04/24/father-heart-of-god-makna-sebuah-pengorbanan-sejati-sebuah-renungan-paskah-359170.html
A Father's Heart, A Story of Sacrifice and Love
Reviewed by David Kristianto
on
2:55:00 PM
Rating: 5
