Menakuti Ketakutan
Amerika dilanda krisis ekonomi mahahebat pada tahun 1930-an. Harga
saham anjlok. Banyak bank tutup. Pengangguran di mana-mana. Masyarakat
panik. Franklin Delano Roosevelt terpilih sebagai presiden pada saat
seperti itu. Dengan pembawaan yang tenang ia memimpin. Secara bertahap
ia menetapkan langkah-langkah kebijakan yang positif. Salah satu
seruannya kepada rakyat yang terkenal dan ampuh menentramkan bangsanya
kala itu ialah, "Satu saja yang harus kita takuti, yaitu ketakutan itu
sendiri."
Lewat kisah "Angin ribut diredakan", Markus mengusung tema ketakutan dengan bagus. Lihatlah kala murid-murid dikuasai oleh ketakutan! Pengalaman sebagai nelayan tak berguna lagi. Bahkan kehadiran Yesus bersama mereka tak berdampak apa-apa. Sebaliknya, mereka panik dan mencari siapa yang dapat dipersalahkan. "Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" (ay. 38). Ketakutan membuihkan ombak kepanikan, mengalir masuk melakukan intervensi atas akal sehat, dan menenggelamkan kepercayaan kita akan Tuhan (ay. 40).
Sejenak merasa takut itu wajar. Tetapi, berlarut-larut dikendalikan ketakutan itu berbahaya. Ketakutan yang dibiarkan berkuasa akan melumpuhkan semua kekuatan kita: ketenangan, akal sehat, dan iman kita. Seruan Yesus menenangkan angin ribut dan gelombang laut sebenarnya juga seruan untuk menenangkan gelora ketakutan di hati para murid. Dan juga kita. Tenanglah! Yesus selalu ada menyertai kita. Tidak cukupkah itu melenyapkan ketakutan
kita?—PAD
Lewat kisah "Angin ribut diredakan", Markus mengusung tema ketakutan dengan bagus. Lihatlah kala murid-murid dikuasai oleh ketakutan! Pengalaman sebagai nelayan tak berguna lagi. Bahkan kehadiran Yesus bersama mereka tak berdampak apa-apa. Sebaliknya, mereka panik dan mencari siapa yang dapat dipersalahkan. "Engkau tidak peduli kalau kita binasa?" (ay. 38). Ketakutan membuihkan ombak kepanikan, mengalir masuk melakukan intervensi atas akal sehat, dan menenggelamkan kepercayaan kita akan Tuhan (ay. 40).
Sejenak merasa takut itu wajar. Tetapi, berlarut-larut dikendalikan ketakutan itu berbahaya. Ketakutan yang dibiarkan berkuasa akan melumpuhkan semua kekuatan kita: ketenangan, akal sehat, dan iman kita. Seruan Yesus menenangkan angin ribut dan gelombang laut sebenarnya juga seruan untuk menenangkan gelora ketakutan di hati para murid. Dan juga kita. Tenanglah! Yesus selalu ada menyertai kita. Tidak cukupkah itu melenyapkan ketakutan
kita?—PAD
JIKA TUHAN MENJAGA KITA,
MENGAPA TAKUT PADA SEGALA HAL YANG MENGANCAM KITA?
MENGAPA TAKUT PADA SEGALA HAL YANG MENGANCAM KITA?
Source: renunganharian.net
No comments:
Note: Only a member of this blog may post a comment.